3.07.2008

paniti training intisab



Panitia Training Intisab I Angkatan IV HIMA PUI Jakarta.
Pesantren Nurul Fikri, Anyer. prov, Banten.

3.05.2008

Si Bungsu

"Semoga Allah selalu mencintai kita,
karena kita saling mencintai karnanya"

Perkebunan Sawit


Inilah asal mula jadi, tuk ingat mana yang sejati

Jangan seperti kacang lupekan kulit

setelah kering tertimpa panas

Nagalau nan Indah



Rihlah kelas II.10. SMUN 9 Padang.
Ngalau Inda, Paya kumbuh, sumatra barat
Juni 2003

3.04.2008

Asrama Putra UIN Jakarta



Begini nasib jadi Mahsiswa........
apa dan bagaimanapun harus mandiri
Betul?????

Bukut Tinggi, Sumatara Barat


Minang kabau....Tanah nan den cinto
Pusako bundo nan dahulunya
Rumah gadang nan sembilan ruang
Rangkian bairiang dihalamannyo
Biloden kana...hati den taibo
Tabayang-bayang di pelupuak mato

Rihlah DPD Assalam Kab. Solok

Sangidun sedang menbarikan pengarahan
kepada aktivis dakwah sekolah kab solok sumatera barat,
Sari Manggis, 2004

Turun Lapangan


Mahasiswa Turun kelapangan!!!!!!..........
Ah...........itu sich teori.......
Tanyakan kenapa?????

Deklarator

Deklarasi Forkom Assalam Sumbar Se-Jabodetabe.
(Forum Kominikasi Assosiasi Pelajar Islam Sumatara Barat
Se-Jakarta, Bogot, Tanggerang, Bekasi)

Deklarasi PKS


Sangidun dan Ridwan Ali
Dektalarsi PKS DPW Sumatera Barat. 5 Oktober 2005

Rihlah


Rihlah ke II PKS, Desa Kumabara Utama
UPT III Sp IV. 2004

Iftor Jama`i Assalam sumbar


Deklarator, Pengurus serta Aktivis
Forkom Assalam sumbar Se-Jabodetabek,
dalam acara Iftor Jama`i di masji Jami`ah Lt III,
Kampus UIN Jakarta, Th. 2006

Aktivis Assalam Sumbar

Rifki, Sangidun, Khairunnas, dan dkk

Acara Silaturahmi Aktivic Forkom Assalam Sumbar Jebodetabek

UIN Jakarta, Tahun 2006

SMUN 9 Padang

Tasyakuran kenaikan kelas 2.10, SMUN 9 Padang. Th. 2003
berpisah bukannya bercerai

2.26.2008

Training Intisab HIMA PUI Jakarta


Training Intisab HIMA PUI Jakarta
Pesantren Nurul fiqri , Anyer provinsi. Banten

2.12.2008

HMB Vs KMSGD


Sangidun memberikan pengarahan kepada peserta
sebelum laga Final bola voli dalam festival Zapin Nusantara,
TMII, 15-21 April 2007

2.10.2008

Aksi damai



Sangidun sedang berorasi di depan gedung DPR/MPR dalam aksi damai
menentang perjanjian ekstadiri dan kerjasama pertahanan dan ke amanan Singapura-Indonesia,

Sangidun dalam acara pagelaran seni dan budaya melayu nusantar, TMII Tahun, 2007

2.06.2008


Sangidun sedang memberikan pengarahan kepada calon kader-kader Hima PUI Jakarta,dalam rangkaian acara training intisab 1 angkatan ke V, pegunungan Anyer, Prov. Banten

2.02.2008

2.01.2008

Nasehat orang Tua ku

Anakku,........
Sesuatu yang sederhana selalu mudah dipahami, mudah dikerjakan, mudah dibina, mudah dinikmati, mudah dijaga, mudah dirawat, mudah dibawa, mudah disimpan, mudah dikeluarkan, mudah dipindahkan dan segala kemudahan lain yang menyertainya. Kesederhanaan yang mendatangkan kemudahan ini tidak saja berlaku pada benda-benda, tetapi juga berlaku pada cara dan pola hidup kita.Dari pelajaran matematika, kita tahu bahwa orang yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan persoalan matematis yang rumit sekaligus menerangkannya. Dari penalaran yang sama, maka orang-orang yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan masalah-masalah hidupnya sekaligus dengan membantu orang-orang di sekitarnya untuk hidup sederhana.Pemimpin yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan masalah orang-orang yang ada di bawahnya. Sebaliknya, pemimpin yang tidak dapat menyederhakan hidupnya sendiri atau malah bikin masalah sederhana menjadi rumit adalah orang yang sangat jauh untuk dapat dikatakan pandai. Padahal, padanan kata yang tepat untuk orang2 yang jauh dari sifat pandai adalah orang yang bodoh.

Inilah cerita dari kampungku

Petani Sawit Korban Rampok Masih keritis
KERINCI — Hingga Ahad (18/3) tiga korban perampokan dengan senjata tajam Karyono (40), Musthofa (26) danAbdul Aziz (18) masih dirawat intensif di RS Satya Insani Pangkalan Kerinci.Ketiganya merupakan korban aksi perampokan yang dilakukan oleh delapan orang pelaku dengan senjata clurit danberhasil membawa kabru uang kontan milik korban sebesar Rp 40 juta.
Korban Karyono terpaksa dioperasi untuk memperbaiki tulang bahunya yang patah akibat bacokan senjata tajampelaku, bagian kepala korban membentuk huruf T bekas sabitan clurit dan terpaksa dibungkus dengan perban.Sementara Musthofa keponakannya menderita luka bacok dipelipis kiri, tangan kanan serta punggung dengan luka
menganga. Sementara anak Karyono, Abdul Aziz hanya mengalami luka sayatan kecil dibagian tangannya.Kejadian naas yang menimpa keluarga petani SP IV Desa Kumbara Utama Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak
ini menurut Matjari (65) mertua Karyono terjadi sekira pukul 20.00 WIB Kamis (15/3) lalu. Ketika itu ketiga korban barusaja kembali dari transaksi menerima pembayaran penjualan kavlingan sawit milik Karyono kepada pembeli warga DesaBukit Agung.
Usai menerima uang penjualan kavlingan sawit, Karyono bersama anak dan keponakannya pulang menyusuri jalan
diantara pepohonan sawit menuju rumahnya di SP IV Desa Kumbara Utama. Namun belum lagi sampai di rumahnyadan berada ditempat sepi, ketiga korban yang mengendarai dua sepedamotor ini dihentikan oleh delapan pelakubersebo.Tanpa basa basi ditengah gelap diantara rerimbunan pohon sawit, pelaku langsung membacok membabi buta sambil
meminta uang yang disimpan Karyono di dalam jaketnya.Bacokan clurit empat pelaku layaknya orang kesurupan ini membuat Karyono tidak berdaya. Korban yang berada di
atas sepedamotor tidak berdaya menghadapi keroyokan pelaku yang bersenjata. Korban bersimbah darah, begitu pulaMusthofa. Bahkan helm yang digunakan untuk pelindung juga ikut hancur oleh bacokan senjata pelaku.Aksi beringas pelaku baru berhenti setelah mendapatkan uang kontan Rp 40 juta dari korban lalu meninggalkan korban
bersimbah darah. Anak korban, Abdul Aziz yang hanya mengalami luka ringan dengan susah payah lalu memintapertolongan ke rumah warga yang berjarak lebih kurang 500 meter dari tempat kejadian perkara (TKP).(amr/rpg)




Selasa, 20 maret 2007

1.30.2008

Ngrumpi dan Gosip adalah Ghibah

Aku amati, ternyata stasiun televisi-televisi Indonesia sekarang sangat banyak yg menayangkan acara-acara yg isinya memberitakan kehidupan artis. Bahkan satu stasiun ada yang memiliki lebih dari satu paket acara infotainment tersebut, dengan jadwal tayangan ada yang mendapat porsi tiga kali seminggu. Istilah kerennya infotainment. Sebut saja, Hot Gossip, Insert, Cek&Ricek, dan bejibun acara lainnya dg nama yg bervariasi. Sejak pagi, acara2 ini sudah muncul di televisi kita. Hampir semua isi acara sejenis itu, isinya adalah menyingkap kehidupan pribadi para selebritis. Walhasil, pemirsa akan mengenal betul seluk beluk kehidupan para artis, seolah diajak masuk ke dalam rumah bahkan kamar tidur para artis. Sepintas acara ini terkesan menghibur. Seorang ibu yang kelelahan setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya, mungkin akan terasa terhibur dengan informasi sisi-sisi kehidupan pribadi orang-orang terkenal. Apalagi kemasan acara yang semakin bervariasi ada yang diselingi nyanyi, wawancara langsung dengan artis, daftar hari ulang tahun para selebritis, dll. Namun jika kita cermati lebih jauh, namun intinya sama…NGERUMPI, BERGUNJING.
Jika kita amati, dulu orang akan tersinggung jika dikatakan tukang gosip. Seseorang yang ketahuan sedang menggosip biasanya merasa malu. Namun, sekarang kesan buruk tentang menggosip mungkin sudah mengalami pergeseran. Sebagaimana aku sebut di awal, acara-acara informasi kehidupan para artis atau selebritis yang dikemas dalam bentuk paket hiburan (infotainment) dengan jelas-jelas menyebut kata gosip sebagi bagian dari nama acaranya. Bahkan pada salah satu dari acara tersebut pembawa acaranya menyebut dirinya atau menyapa pemirsannya dengan istilah “biang gosip”. Herannya, mereka bangga mengaku sebagai tukang gosip.
Tahun 2005 ini banyak artis yang pisah ranjang dan bercerai. Peristiwa-peristiwa semacam ini merupakan sasaran empuk bagi penyaji hiburan semacam ini. Pemirsa disuguhi sajian informasi yang sarat dengan pergunjingan. Masing-masing pihak merasa benar dan tentu saja menyalahkan pihak lainnya. Menggosip yang merupakan tindakan buruk, bisa tidak terasa lagi memiliki konotasi buruk jika terus-menerus disosialisasikan dengan paket menarik pada televisi. Menggosip akan terasa sebagai tindakan biasa dan lumrah dilakukan. Menceritakan aib orang lain menjadi sesuatu yang tanpa beban kita lakukan. Padahal jika kita cermati makna gosip -yang sama dengan ghibah- barangkali kita akan merasa ngeri.
Belum lagi berita artis terlibat masalah kriminalitas, ataupun bersengketa dengan orang lain. Para produser infotainment berusaha mengemas berita-berita tersebut dg sebaik-baik kemasan utk disuguhkan dan ‘meracuni’ pikiran kita.
Ini baru televisi, media-media lain juga tidak kalah gencar ‘memasyarakatkan’ ghibah. Koran, radio, bahkan internet. Semuanya berlomba-lomba untuk menyajikan berita terbaru mengenai gossip yg sedang hangat…bahkan terkadang mengangkat kembali berita-berita ‘basi’, sekedar mendapat rating yg tinggi.
Ghibah dalam Islam
Ghibah atau gosip merupakan sesuatu yang dilarang agama. Dalam satu riwayat dari Abu Hurairah, terdapat percakapan sahabat dengan Rasululloh. “Apakah ghibah itu?” Tanya seorang sahabat pada Rasululloh saw. “Ghibah adalah memberitahu kejelekan orang lain!” jawab Rasul. “Kalau keadaaannya memang benar?” Tanya sahabat lagi. ” Jika benar itulah ghibah, jika tidak benar itulah dusta!” tegas Rasululloh.
Dalam Al Qur’an (QS 49:12), orang yang suka meng-ghibah diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan, “Ketika kami bersama Rasululloh saw tiba-tiba tercium bau busuk yang menyengat seperti bau bangkai. Maka Rasul pun bersabda, “Tahukah kalian, bau apakah ini? Inilah bau dari orang-orang yang meng-ghibah orang lain”. (HR Ahmad)
Dalam hadits lain dikisahkan bahwa Rasululloh pernah bersabda, “Pada malam Isra’ mi’raj, aku melewati suatu kaum yang berkuku tajam yang terbuat dari tembaga. Mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya pada Jibril, `Siapa mereka?’ Jibril menjawab, `Mereka itu suka memakan daging manusia, suka membicarakan dan menjelekkan orang lain, mereka inilah orang-orang yang gemar akan ghibah!’ (dari Abu Daud berasal dari Anasbin Malik ra).
Begitulah ALLOH mengibaratkan orang yang suka mengghibah dengan perumpamaan yang sangat buruk untuk menjelaskan kepada manusia, betapa buruknya tindakan ghibah. Banyak kesempatan bagi ibu-ibu untuk menggosip. Pada saat berbelanja mengelilingi gerobak tukang sayur, menyuapi anak di halaman, pada acara arisan atau kumpulan ibu-ibu. Meng-ghibah kadang mendapat pembenaran dengan dalih, “Ini fakta, untuk diambil pelajarannya!”. Padahal di balik itu lebih banyak faktor ghibahnya daripada pelajarannya.
Syaitan dengan mudahnya mempengaruhi kebanyakan hati kita sehingga mungkin kita tengah menumpuk dosa akibat pergunjingan. Setiap orang mempunyai harga diri yang harus dihormati. Membuat malu seseorang adalah perbuatan dosa. “Tiada seseorang yang menutupi cacat seseorang di dunia, melainkan kelak di hari kiamat ALLOH pasti akanmenutupi cacatnya” (HR. Muslim). Sosialisasi pergunjingan di televisi bagaimanapun harus dihindari. Jangan sampai kita merasa tidak berdosa melakukannya. Bahkan merasa terhibur dengan informasi semacam itu. Kita mesti berhati-hati. Bahaya ghibah harus senantiasa ditanamkan agar kita senantiasa sadar akan bahayanya.Menangkal Ghibah
Penyakit yang satu ini begitu mudahnya terjangkit pada diri seseorang. Bisa datang melalui televisi, bisa pula melalui kegiatan arisan, berbagai pertemuan, sekedar obrolan di warung belanjaan, bahkan melalui pengajian. Untuk menghindarinya juga tak begitu mudah, mengharuskan kita ekstra hati-hati, caranya?
1. Berbicara Sambil BerfikirCobalah untuk berpikir sebelum berbicara, “perlukah saya mengatakan hal ini?” dan kembangkan menjadi, “apa manfaatnya? Apa mudharatnya?” Berarti, otak harus senantiasa digunakan, dalam keadaan sesantai apapun. Seperti Rasululloh saw yang biasanya memberi jeda sesaat untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan orang.2. Berbicara Sambil BerdzikirBerzikir di sini maksudnya selalu menghadirkan ingatan kita kepada ALLOH swt. Ingatlah betapa buruknya ancaman dan kebencian ALLOH kepada orang yang ber-ghibah. Bawalah ingatan ini pada saat berbicara dengan siapa saja, di mana saja dan kapan saja. (jadi, bukan coca cola saja yg punya slogan ini…xi xi xi…)
3. Tingkatkan Rasa Percaya DiriOrang yang tidak percaya diri, suka mengikut saja perbuatan orang lain, sehingga ia mudah terseret perbuatan ghibah temannya. Bahkan ia pun berpotensi menyebabkan ghibah, karena tak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri sehingga lebih senang memperhatikan, membicarakan dan menilai orang lain.
4. Buang Penyakit HatiKebanyakan ghibah tumbuh karena didasari rasa iri dan benci, juga ketidakikhlasan menerima kenyataan bahwa orang lain lebih berhasil atau lebih beruntung daripada kita. Dan kalau dirinya kurang beruntung, diapun senang menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih sengsara daripada dirinya.5. Posisikan DiriKetika sedang membicarakan keburukan orang lain, segera bayangkan bagaimana perasaan kita jika keburukan kita pun dibicarakan orang. Seperti hadis yang menjanjikan bahwa ALLOH akan menutupi cacat kita sepanjang kita tidak membuka cacat orang lain. Sebaliknya tak perlu heran jika ALLOH pun akan membuka cacat kita di depan orang lain jika kita membuka cacat orang.
6. Hindari, Ingatkan, Diam atau PergiHindarilah segala sesuatu yang mendekatkan kita pada ghibah. Seperti acara-acara bernuansa ghibah di televisi dan radio. Juga berita-berita korandan majalah yang membicarakan kejelekan orang. Jika terjebak dalam situasi ghibah, ingatkanlah mereka akan kesalahannya. Jika tak mampu, setidaknya Anda diam dan tak menanggapi ghibah tersebut. Atau Anda memilih hengkang dan `menyelamatkan diri’.

1.29.2008

Cerita Rakyat di daerahku...

Si Lancang

Alkisah tersebutlah sebuah cerita,di daerah Kampar pada zaman dahuluhiduplah si Lancang dengan ibunya. Mereka hidup dengan sangatmiskin. Mereka berdua bekerja sebagai buruh tani
Untuk memperbaiki hidupnya, maka Si Lancang berniat merantau. Pada suatu hari ia meminta ijin pada ibu dan guru ngajinya. Ibunya pun berpesan agar di rantau orang kelak Si Lancang selalu ingat pada ibu dan kampung halamannya. Ibunya berpesan agar Si Lancang jangan menjadi anak yang durhaka.
Si Lancang pun berjanji pada ibunya tersebut. Ibunya menjadi terharu saat Si Lancang menyembah lututnya untuk minta berkah. Ibunya membekalinya sebungkus lumping dodak, kue kegemaran Si Lancang.
Setelah bertahun-tahun merantau, ternyata Si Lancang sangat beruntung. Ia menjadi saudagar yang kaya raya. Ia memiliki berpuluh puluh buah kapal dagang. Dikhabarkan ia pun mempunyai tujuh orang istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang kaya Sedangkan ibunya, masih tinggal di Kampar dalam keadaan yang sangat miskin.
Pada suatu hari, Si Lancang berlayar ke Andalas. Dalam pelayaran itu ia membawa ke tujuh isterinya. Bersama mereka dibawa pula perbekalan mewah dan alat-alat hiburan berupa musik. Ketika merapat di Kampar, alat-alat musik itu dibunyikan riuh rendah. Sementara itu kain sutra dan aneka hiasan emas dan perak digelar. Semuanya itu disiapkan untuk menambah kesan kemewahan dan kekayaan Si Lancang.
Berita kedatangan Si Lancang didengar oleh ibunya. Dengan perasaan terharu, ia bergegas untuk menyambut kedatangan anak satu-satunya tersebut. Karena miskinnya, ia hanya mengenakan kain selendang tua, sarung usang dan kebaya penuh tambalan. Dengan memberanikan diri dia naik ke geladak kapal mewahnya Si Lancang.
Begitu menyatakan bahwa dirinya adalah ibunya Si Lancang, tidak ada seorang kelasi pun yang mempercayainya. Dengan kasarnya ia mengusir ibu tua tersebut. Tetapi perempuan itu tidak mau beranjak. Ia ngotot minta untuk dipertemukan dengan anaknya Si Lancang. Situasi itu menimbulkan keributan.
Mendengar kegaduhan di atas geladak, Si Lancang dengan diiringi oleh ketujuh istrinya mendatangi tempat itu. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan bahwa perempuan compang camping yang diusir itu adalah ibunya. Ibu si Lancang pun berkata, "Engkau Lancang ... anakku! Oh ... betapa rindunya hati emak padamu. Mendengar sapaan itu, dengan congkaknya Lancang menepis. Anak durhaka inipun berteriak, "mana mungkin aku mempunyai ibu perempuan miskin seperti kamu. Kelasi! usir perempuan gila ini."
Ibu yang malang ini akhirnya pulang dengan perasaan hancur. Sesampainya di rumah, lalu ia mengambil pusaka miliknya. Pusaka itu berupa lesung penumbuk padi dan sebuah nyiru. Sambil berdoa, lesung itu diputar-putarnya dan dikibas-kibaskannya nyiru pusakanya. Ia pun berkata, "ya Tuhanku ... hukumlah si Anak durhaka itu."
Dalam sekejap, turunlah badai topan. Badai tersebut berhembus sangat dahsyatnya sehingga dalam sekejap menghancurkan kapal-kapal dagang milik Si Lancang. Bukan hanya kapal itu hancur berkeping-keping, harta benda miliknya juga terbang ke mana-mana. Kain sutranya melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipat Kain yang terletak di Kampar Kiri. Gongnya terlempar ke Kampar Kanan dan menjadi Sungai Oguong. Tembikarnya melayang menjadi Pasubilah. Sedangkan tiang bendera kapal Si Lancang terlempar hingga sampai di sebuah danau yang diberi nama Danau Si Lancang.

(Disadur dari B. M. Syamsuddin, "Banjir Air Mata Si Lancang," Cerita Rakyat Dari Riau 2, Jakarta: PT Grasindo, hal. 44-49